Studi Perbandingan Metode Penentuan Ketinggian Kawat Tanah Pada Switchyard Gardu Induk Konvensional

Penulis

  • Adib Chumaidy

DOI:

https://doi.org/10.37277/stch.v26i2.502

Abstrak

Jumlah intensitas petir (IKL) di daerah Indonesia terutama di daerah Jawa Barat dan Banten cukup tinggi, diatas 100 kali/tahun/100 km2, sehingga memerlukan suatu system proteksi untuk mencegah gangguan dari sambaran petir, salah satunya adalah sistem perisaian. Dalam sistem perisaian pada gardu induk sangat berkaitan erat dengan bentuk dari switchyard. Disain sistem perisaiannya dilakukan dengan mengatur jarak kawat tanah dan ketinggian menara untuk mendapatkan ketinggian yang optimal. Definisi keadaan optimal dalam hal ini dibatasi pada keadaan dimana terjadi antara mutu yang tidak melewati titik batas toleransi teknis dan mempunyai efisiensi biaya. Disain sistem perisaian pada gardu induk diambil sebagai sebuah studi perbandingan antara beberapa metode, diantaranya Teori Elektrogeometri, Sudut Tetap, dan Kurva Empiris. Hasil perhitungan dan analisis menyimpulkan bahwa Teori Elektrogeometri dengan jarak lebar bay 28 m dan tinggi menara 18,994 m adalah pilihan terbaik dalam disain optimalisasi sistem perisaian, dibandingkan dengan teori yang lain dengan memenuhi kriteria mutu keamanan untuk jarak perisaian

##submission.downloads##

Diterbitkan

2020-04-07

Terbitan

Bagian

Artikel