Potensi Antibakteri Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat Terhadap Bakteri Jerawat
DOI:
https://doi.org/10.37277/sfj.v9i1.86Keywords:
Antibakteri, EPMS, P.acne, Difusi, DilusiAbstract
ABSTRAK
Faktor penyebab jerawat meliputi: hiperpoliferasi epidermis folikuler, produksi sebum berlebih, inflamasi dan aktivitas
P.acne. Berdasarkan terapeutik, penggunaan antibiotik adalah bentuk pengobatan yang paling efektif. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri P.acne in vitro menggunakan Ethil Para Metoksi Sinamat (EPMS). Penelitian
ini termasuk penelitian eksperimen, diawali dari senyawa EPMS yang diisolasi dari rimpang kencur (Kaempferia galanga
L) diuji dengan KLT, DSC dan FTIR, kemudian evaluasi uji aktivitas antibakteri menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan analisis SPSS, tingkat kepercayaan 99% (p<0,01) dan dilanjutkan uji ANOVA dengan metode difusi
cakram dan dilusi cair untuk menentukan KHM. Pada uji in vitro menggunakan 4 konsentrasi; yaitu: 0,3; 0,6; 1,2 dan
2,4%, kontrol positif (klindamisin) dan kontrol negatif (aquades dan 30% DMSO). Sedangkan metode dilusi menggunakan
konsentrasi yang sama, dengan kontol media, bakteri dan pelarut. Penelitian dilakukan di Fakultas Farmasi, Universitas
Indonesia dan Universitas Yarsi Jakarta. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Hasil uji ANOVA pada setiap
konsentrasi diuji terhadap bakteri P.acne dengan konsentrasi 0,3; 0,6; 1,2 dan 2,4% memperoleh hasil yang berbeda secara
signifikan (p <0,01) dengan zona masing-masing, 9,00; 11.50; 14.50; Dan 16.00 mm dengan kriteria menengah-kuat. Zona
yang jelas pada klindamysin adalah 33,00 mm. Senyawa EPMS dengan konsentrasi 0,6; 1,2 dan 2,4% ditemukan memiliki
KHM melawan bakteri P.acne. Pada penelitian ini perlu dilakukan uji potensi antibakteri senyawa EPMS terhadap bakteri
S. epidermidis yang juga merupakan bakteri penyebab jerawat.